Kamis, 10 Desember 2009

Ghazwul Fikr

Invasi/ serangan pemikiran atau dalam bahasa Arab dinamakan ghazwul fikri dan dalam basaha Inggris disebut sebagai brain washing, thought control, menticide adalah istilah yang menunjuk kepada suatu program yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh2 Islam untuk melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin, dengan tujuan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara hidup mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah (baca : mengeksploitasi) sumberdaya milik kaum muslimin.

Invasi pemikiran (atau ghazwul fikri selanjutnya disingkat GF) dilakukan oleh para musuh Islam dengan pertimbangan2 bahwa dibandingkan dengan melakukan peperangan militer/fisik, maka GF memiliki kelebihan2 sbb :

ASPEK PERANG FISIK GHAZWUL FIKRI

ASPEK PERANG FISIK

Biaya sangat mahal

Jangkauan Terbatas di front

Obyek merasakan

Dampaknya objek mengadakan perlawanan

Penggunaan persenjataan, senjata berat


GHAZWUL FIKRI

Murah dan dikembalikan

Sampai ke rumah – rumah objek

Sama sekali tidak merasa

Slogan, teori, iklan



Sejarah GF sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah Iblis la’natullah ketika berkata kepada Adam as : “Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi” (QS 7/20).

Dalam perkataannya ini Iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian … karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as, tetapi Iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuatnya sendiri dan ia tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut.

Demikianlah para murid2 Iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan GF dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya, tapi dengan cara yang sangat halus dan licin, sehingga hanya orang2 yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.



SIAPA YANG MELAKUKAN ?

Allah SWT memperingatkan kita di dalam al-Qur’an bahwa para musuh Islam akan selalu mengintai dan memerangi ummat Islam kapan dan dimanapun, sehingga kita diperintahkan untuk selalu waspada dan mempersiapkan diri (QS 8/60). Ummat Islam bukan agressor dan tidak pernah memulai menyakiti dan memerangi kelompok lain, tetapi sejarah (baik di dalam maupun diluar negeri) selalu membuktikan bahwa merekalah yang selalu memulai memerangi dan membantai kaum muslimin (Lihat kasus Palestina, Afghanistan, Bosnia, Kosovo, Kashmir, Rohingya, Moro, Pattani, Chechnya, Ambon, Poso).

Kelompok2 yang memusuhi Islam dan kaum muslimin yang harus selalu diwaspadai tersebut adalah :

- Orang-orang Kafir (QS 2/120), yaitu orang2 Yahudi dan Nasrani yang termasuk kafir harbi (yang memerangi kaum muslimin) dan bukan Yahudi dan Nasrani yang termasuk kafir dzimmi (yang berdamai dengan kaum muslimin).
- Musyrik (QS 2/105), yaitu agama Hindhu, Budha dsb yang memusuhi kaum muslimin dan bukan yang berdamai dengan kaum muslimin.
- Munafiq (QS 2/8-10), yaitu kelompok yang mengaku sebagai kaum muslimin tapi tidak mau menerima hukum Allah dan Rasul-Nya.

Diantara sifat2 mereka adalah :

Mereka melakukan shalat dengan malas dan berinfaq dengan merasa berat (QS 9/54).

Mereka sedikit sekali berdzikir kepada Allah SWT (QS 4/142).

Mereka melakukan kerusakan dimuka bumi, tetapi jika diperingatkan maka mereka menjawab bahwa mereka sedang membangun (QS 2/12).

Mereka senang berteman dan mengangkat orang2 kafir sebagai pemimpin mereka (QS 4/139,144).

Mereka sering mempermainkan dan mengolok2 hukum2 Allah SWT bersama2 orang2 kafir (hukum Islam ketinggalan jaman, kuno, kejam, dsb) (QS 4/140).

Tidak mau berjihad di jalan Allah SWT (QS 9/44-45).

Mereka memerintahkan maksiat dan kemunkaran dan mencegah orang untuk beribadah dan berbuat amal baik (QS 9/67).

Dan terhadap kaum munafiq ini, kaum muslimin diperintahkan untuk jauh lebih berhati2 dan harus selalu waspada terutama saat menerima informasi dari mereka (QS 49/6).



MENGAPA MEREKA MELAKUKAN GF ?

· Alasan Ekonomis :

1. Potensi sumber daya alam kaum muslimin dan negara2 Islam yang demikian besar dan melimpah menyebabkan para musuh Islam berlomba2 untuk menguasainya, jika dahulu penjajahan yang dilakukan berbentuk penjajahan fisik, maka saat ini setelah gerakan kemerdekaan di negara terjajah, maka harus dicari cara lain untuk melanggengkan kepentingan mereka, yaitu dengan penjajahan pemikiran.

2. Politik, bahwa setiap negara maju akan selalu berusaha untuk memiliki supremasi politik yang diakui oleh negara2 lain yang disebut sebagai hegemoni politik. Oleh sebab itulah maka mereka berusaha untuk menjadikan setiap negara lain sebagai satelitnya dan mau mengakui kekuasaan politik negara tersebut dengan segala konsekuensinya.

3. Geografis negeri Islam, kondisi geografis negara2 Islam demikian strategis jika diplot dalam peta geografis negara2 di dunia baik luasnya, potensi alamnya, letaknya dalam konstelasi negara2 dunia, dsb. Sebagai contoh posisi negara2 seperti Indonesia, Mesir, Palestina, negara2 Teluk, dsb.

· Alasan Ideologis.

Alasan yang lain yang menyebabkan para musuh Islam melakukan GF kepada kaum muslimin adalah karena kebencian dan kedengkian mereka akan kebenaran dan ketinggian Islam (QS 2/109).





BIDANG-BIDANG YANG DISERANG

1. Pendidikan :

Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa, oleh sebab itu bidang pendidikan merupakan target utama dari GF. GF yang dilakukan dibidang pendidikan diantaranya adalah dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah2 umum (hanya 2 jam sepekan), hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa, dengan lemahnya basis agama mereka maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan Narkoba, vandalisme, dsb. Ini adalah dampak jangka pendek, yang lebih berbahaya lagi adalah dampak jangka panjangnya yaitu terhadap kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan. GF lainnya dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran terhadap syari’at.



2. Sejarah :

Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan semangat Islam. Materi tentang sejarah dunia & ilmu pengetahuan telah di GF habis2an sehingga hampir tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuwan Islam dan sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan, melainkan semata2 ilmuwan kafir yang pada akhirnya membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh2 kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah Islam, di benak mereka hanya terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kacamata Barat. Hal ini lebih diperparah lagi dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi, gedung2, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindhu Sansekerta, sehingga semakin hilanglah mutiara kegemilangan Islam di hati para generasi muda.



3. Ekonomi :

GF yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi yaitu : Mencari keuntungan sebesar2nya dengan pengorbanan sekecil2nya, ketika motto ini ditelan habis2an tanpa dilakukan filterisasi lagi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung sebesar2nya. Hal lain yang perlu dicermati dalam sistem ekonomi kapitalisme yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa di AS sendiri telah diberlakukan UU anti-trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga-bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universitas al-Azhar Mesir, kesepakatan para ulama Islam dunia (lih. Lampiran2 pada buku Qardhawi, Bank Tanpa Bunga, Usamah Press, Jakarta) membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya dalam Islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.



4. Ilmu Alam & Sosial :

Pada bidang ilmu2 Alam, GF terbesar yang dilakukan adalah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama (lihat bab II, pasal bahaya aliran sekularisme). Bahaya lainnya adalah penisbatan teori2 ilmu pengetahuan kepada para ilmuwan tanpa mengembalikannya kepada Sang Pemberi dan Pemilik Ilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian hanya berhenti pada diri para ilmuwan tersebut saja dan tidak bermuara kepada Allah SWT. Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori2 sesat yang sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara besar2an oleh kelompok2 tertentu untuk menimbulkan keraguan pada agama, seperti teori tentang asal-usul makhluk hidup (the origins of species) dari Darwin (yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan Herbert Spencer), yang sebenarnya masih ada the missing link yang belum dapat menghubungkan antara manusia dan kera, tapi sudah “diindoktrinasikan” kemana2 (lihat bantahan tuntas terhadap teori ini dalam Bucaille Maurice, Asal Usul Manusia, Mizan, Bandung). Atau teori Libido Seksual-nya Freud, yang menyatakan bahwa jika manusia tidak dibebaskan sebebas2nya keinginan seksualnya akan mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan, teori ini sudah dibantah secara ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud) yang terus menggembar-gemborkan kebebasan seksual, ternyata mati karena menderita penyakit kejiwaan (psikopath).



5. Bahasa :

GF dibidang bahasa adalah dengan tidak diajarkannya bahasa al-Qur’an di sekolah2, karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini sebenarnya sangat besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami bahasa al-Qur’an maka mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan al-Qur’an (QS 2/78), sehingga al-Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (QS yang pada akhirnya hanya dinikmati iramanya seperti layaknya lagu2 dan nyanyian belaka, yang pada puncaknya adalah dengan ditinggalkannya al-Qur’an (QS 25/30-31). Dampak yang lain dari kebodohan terhadap bahasa al-Qur’an ini adalah bahwa kaum muslimin menjadi terputus hubungannya dengan perbendaharaan ilmu2 keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama hampir 1000 tahun oleh para pakar dan ilmuwan Islam terdahulu, yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku mencakup bidang2 aqidah, tafsir, hadits, fiqih, sirah, tarikh, ulumul qur’an, tazkiyyah, dsb.



6. Hukum :

GF pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan kolonial yang masih terus dipertahankan sebagai hukum yang berlaku, dan reduksi dan penghapusan hukum Allah SWT dan Rasul-Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syari’at Islam merupakan keberhasilan GF dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi pezina selalu ditonjolkan saat pembicaraan2 tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum Islam. Mereka melupakan bahwa hukum Islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lainpun takut untuk berbuat yang sama. Sebaliknya bahwa hukum di Barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut. Laporan menunjukkan bahwa tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada selama sehari sama dengan kejahatan yang sama di Kuwait selama 12 tahun, dan bahkan pooling yang dilakukan di masyarakat AS menunjukkan bahwa 1 dari 3 masyarakat AS menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk pemerkosa (lihat Qardhawi, Y., Islam Peradaban Masa Depan, al-Kautsar, Jakarta).



7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri :

GF dibidang ini terjadi dalam 2 aspek, brain drain dan brain washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara2 Islam ke negara2 maju karena insentif yang lebih besar dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini menyebabkan lambatnya pembangunan di negara2 Islam dan semakin cepatnya kemajuan di negara2 Barat. Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar doktor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di AS dan Eropa antara 2500-3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai 16.000 persejuta penduduk ! Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang sebagian besar berangkat ke negara2 Barat tanpa dibekali dengan dasar2 keislaman yang cukup, sehingga mereka pulang dengan membawa pola pikir dan perilaku yang bertentangan dengan nilai2 Islam dan bahkan secara sadar atau tidak ikut andil dalam membantu melanggengkan kepentingan Barat di negara mereka.



8. Media massa :

Berbicara mengenai GF yang terjadi dalam media massa, maka dapat dipilah pada aspek2 sbb :

Ø Aspek kehadirannya :

Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari2 dalam keluarga muslim. Sebagai contoh adalah TV, waktu selepas maghrib yang biasanya digunakan anak2 untuk mengaji dan belajar agama berubah dengan menonton acara2 yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para remaja dan orangtua, dibandingkan datang ke pengajian dan majlis2 ta’lim, kebanyakan lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV. Sebenarnya TV dapat menjadi sarana dakwah yang luarbiasa (sesuai dengan teori komunikasi yang menyatakan bahwa media audio-visual memiliki pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat individu maupun masyarakat), asal dikemas dan dirancang agar sesuai dengan nilai2 Islam.

Ø Aspek Isinya :

Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan produk GF diantaranya adalah mengenai penokohan/orang2 yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha untuk ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama dan ilmuwan serta orang2 yang dapat mendorong membangun bangsa agar dapat mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar-gemborkan, sebaliknya justru tokoh yang terus-menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur2kan uang (tabdzir) jauh dari memiliki IPTEK apalagi dari nilai2 agama. Hal ini jelas demikian besar dampaknya kepada generasi muda dalam memilih dan menentukan gaya hidup serta cita2nya dan tentunya pada kualitas bangsa dan negara. Produk lain dari GF yang menonjol dalam media TV misalnya, adalah porsi film2 yang Islami yang hampir2 boleh dikatakan tidak ada, 90% film yang diputar adalah bergaya Barat, sisanya adalah film nasional (yang juga bergaya Barat), film2 Mandarin dan film2 India.



· Sasarannya :

Sasaran dari GF diantaranya adalah pertama, agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola pikir Barat (QS 17/73-76). Kedua, setelah kaum muslimin condong sedikit, maka tahapan selanjutnya adalah agar kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka (QS 44/25-26). Ketiga, pada tahap ini diharapkan kaum muslimin menjadi beriman pada sebagian ayat2 al-Qur’an dan hadits Nabi SAW tetapi kafir terhadap sebagian yang lain (QS 2/85). Keempat, pada tahap terakhir mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat (QS 19/59).

In uriidu illal Ishlaaha mas tatho’tu …



REFERENSI :

1. Quthb, M., 1990. JAHILIYYAH ABAD KE-20. Mizan. Bandung.
2. An-Nadwi, A.H., PERTARUNGAN ALAM PEMIKIRAN ISLAM DAN BARAT. Al-Ma’arif. Bandung.
3. Qardhawy, Y. dan Ahmad Assal, 1993. ISLAM DITENGAH SERANGAN PARA MUSUH. Firdaus. Jakarta.
4. Marzuq, A.S., 1990. GHAZWUL FIKRI. Al-Kautsar. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Keep comment!
Salam ukhuwah!